Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Jumat, 21 Juli 2023

NAZWIR NAZAR : Kenangan pada teman sepermainan

 Oleh Nasbahry Couto

Tadi malam saya teringat teman semasa kecil dr. Nazwir Nazar yang bekerja sebagai dr. Spesialis bedah di RSUD Pirngadi. Medan.  Beliau kelahiran 9 sep 1951 dan meninggal 10 Feb 2021 di camp pesantren covid-19 medan.

Ingatan dan kenangan ini muncul sejak memutar lagu2 top atau pop barat era 60-70 an yang pernah juga di nyanyikan oleh Nazwir saat kami kumpul2 di tempatnya di surau Gadang di tengah sawah Bukittinggi sekitar tahun 1964. Tahun 1965 terjadi Gestapu.

Saya lupa2 ingat waktu di SMP entah di SMA kami membuat grup band sekolah dan saya sempat menjadi pemain gitar rhytmnya. Kelebihan Nazwir adalah daya ingatnya yg luarbiasa terhadap nada lagu dan  lirik nya. Kalau saya pelupanya yang luar biasa. Jadi dalam hal alat musik, saya hanya bisa memainkan gitar dan melodica saja. (Melodica adalah alat musik tiup mirip piano yang saat itu juga di pakai untuk drumband sekolah) dan sedikit memahami dan memainkan piano.

Dia tak tidur di rumah tetapi di bilik kecil di mesjid itu dan juga sebagai garin. Hanya pulang ke rumah saat makan atau tugas yang diberikan orang tuanya. Dan di SMP juga sama2 yaitu SMP 1. Di SMA penulis sekolah  di SMA 3 Teladan dan beliau di SMA 1 di kota yg sama. 

Tetapi jurusan kami sama yaitu jurusan ilmu pasti alam (paspal). Jadi bermain belajar selalu sama walau pisah sekolah. Setamat SMA dulu memang dia menyarankan  ke kedoktetan tapi penulis lebih mau ke ITB ke arsitektur. Tapi lolos tes masuk  hanya ke jurusan  seni rupa. Sejak itu kami berpisah. Dan lama baru bisa ketemu sekitar tahun 2014 an saat dia libur ke Padang.

Pendidikan beliau  S1 kedokteran Unand. Padang dan akhirnya belajar jadi spesialis bedah dari Universitas Sumatera Utara. Kemudian berpraktik di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi Medan.


Sejak kecil sebenarnya kita sudah kenal sebab rumah orang tuanya  di Tangah Sawah Bukittinggi,  dekat dekat dengan tempat nenek saya dari pihak ayah (bako dlm bhs.minang). Yaitu rumah gadang surambi papek di belakang surau inyiak Jambek. Dua setengah tahun yang lalu, alumni SMP 1 Bukittinggi  memberibtahu saya bahwa beliau sudah tiada 10 Februari 2021.
Rumah ortu dr.Nazwir Nazar (kiri berwarna putih) dan rumah nenek (bako) penulis di sebelah kanan rumah gadang surambi papek bergonjong papek. Di belakang mesjid  Sheikh Djamil Djambek.  Tengah Sawah Bukittinggi.

Saya tak menyangka akan berpisah demikian cepat, namun semasa Covid-19 banyak dari teman2 saya yang pergi lebih mendahului  termasuk prof. dr. Syaiful Azmi yang juga dosen kedokteran  Unand padang dan spesialis penyakit dalam, Dr. Ir. Yusra Sabri, yang jadi dosen elektro di ITB, Drs. H. Tarmizi Firdaus, dll yang tak bisa disebut satu persatu saat masa kecil dan juga sewaktu di SMP dan di SMA di kota Bukittinggi.

Kenangan terhadap Nazwir Nazar (panggilannya Win) tak bisa terlupakan. Sebab dia diantara teman semasa kecil yang cukup  berkesan. Disamping bekas teman sepermainan, dan dokter spesialis bedah dia juga terkenal multi talenta.  Jago menyanyi dengan suaranya yang lembut dan merdu serta bariton. Dan juga pintar melukis dengan mengadopsi ciri khas lukisan pelukis Wakidi.

Dulu kami memang sama-sama belajar melukis dengan pelukis Wakidi. Di antaranya yg serombongan dengan itu,  juga adiknya Minarsih (eks dosen UNP), Ardha adik saya ( eks dosen seni rupa ITB),  Tarmizi Firdaus yg kemudian jadi suami adik saya ( yang juga jadi penyiar agama Islan) dan juga Yazid  adik teman saya waktu di SMP I di Bukittinggi. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1963 (sejak kelas 1 SMP) sd 1969 (tamat SMA).

Dari rombongan ini kami bertiga yang masih hidup yaitu saya, Yazid dan Ardha dan lainnya sudah meninggal.

Dulu setiap hari mnggu kami selalu kumpul di rumah Wakidi.

Biasanya  hari sabtu atau hari libur, selalu bersama mencari objek untuk di lukis. Apakah itu ke ngarai sianok, ke panorama baru, ke Baso. Bahkan lebih jauh dari itu. Penah juga kami bersepeda bertiga (saya, Win dan Fes/ Tarmizi) ke daerah Suliki, Payakumbuh untuk mencari objek lukisan sekitar tahun  1964.

Baca juga lukisan-lukisan study Nasbahry bagian pertama.



Setelah berpisah tahun 1969 akhir kami mencari perantauan masing2 dan menimba ilmu di negeri orang. Nazwir ke Padang tahun 1971 dan saya ke Bandung dengan Tarmizi akhir tahun 1969. Selanjutnya hampir 5 dekade kami sudah sibuk saja dengan kegiatan masing-masing sampai tahun 2000 an.

Setelah tamat di kedokteran Unand Padang. Ternyata Nazwir pergi ke kota Medan dan menyambung studinya di USU Medan.

Kemudian terdengar kabar disamping menjadi dokter Nazwir tidak lupa dengan melukis. Dan yang lebih mencengangkan dia juga  mengembangkan talentanya di bidang musik, disamping kegiatannya sebagai dokter. 

Saya merasakan dia sebagai teman adalah orang yang rendah hati, santun dan cerdas. Keluarganya memang keluarga yang terdidik dan sekolah semuanya.

Pertemuan Terakhir di kota Padang

Sekitar tahun 2014 dia berkunjung ke rumah  saya di kota Padang. Dan itu mungkin pertemuan terakhir dengannya.

Pertemuan terakhir dengan Minarsih (kiri) , Nuzwir kedua dari kiri, Yazid dan Nasbahray sekitar tahun 2014. Di rumah saya di komp.Melati Gng. Sari I. Kel.Gng. Sarik.Kuranji. Padang

Pada pertemuan itu selain hanya untuk silaturahmi juga membicarakan tentang hobi melukis dan perkembangannya. Saat itu ada kesadaran bahwa melukis bukan untuk jadi seniman aneh-aneh tetapi sebagaimana kodrat dan hidup manusia humanistik  lainnya, yang menyenangi musik, puisi, menyanyi dan hobbi lainnya. Dan syukur jika ada juga yang suka serta mengkoleksinya. Jadi seni bukanlah untuk tujuan komersil, harus berharga mahal dan seterusnya. Yang mahal dan berharga adalah ketenangan batin dan kebahagiaan sebagai manusia.

Kemudian saat itu ada keinginan untuk mengembangkan melukis dengan cara plein air painting yang tidak bisa basi seperti seni konvensional-tradisional maupun kebosanan orang akan seni moderen. 

Saat itu menurut penulis, seni moderen maupun posmoderen  dan apalagi seni tradisional itu cepat basi karena tidak lengket dengan ingatan, kenangan dan atau emosi manusia. 

Hal- hal yg terikat dengan kenangan manusia adalah seperti semacam puisi jiwa yg lengket  dengan tempat, waktu atau peristiwa yg terkait dengan emosi manusia itu sendiri terkait dengan lingkungannya.Dan hal itu bisa di capai oleh plein air painting.


Lagi pula plein air painting ini diprediksi sebagai perkembangan lanjut dari cara melukis objek di lingkungan luar rumah. 

Sebab melukis dalam ruangan tertutup dengan objek lukidan yang ada di luar ruang itu umumnya terdistorsi,  dan bisa jatuh hanya ke imajinasi yang klise. 

Namun sebaliknya kalau itu tujuannya memang hanya untuk berimajinasi seperti lukisan surealistik sebetulnya juga tidak masalah. 

Namun untuk melaksanakan gagasan melukis objek di luar rumah  sesuai dengan gaya Wakidi maka cara  plein air painting sebetulnya sangat menggoda dan berseni Tetapi ada juga kelemahannya. Karya2 plein air painting walaupun menarik dan puitis namun biayanya besar dan sukar  di laksanakan orang berkantong tipis.


Lima hal yang harus diperhatikan pada plein air painting


Praktik melukis dengan teknik plain air painting di lapangan


Pleim air painting dengan cat air

Namun ada kemungkinan lain, misalnya objek luar ruang itu di foto kemudian disalin dan dirubah untuk di jadikan lukisan.

Lukisan Nazwir dengan teknik plein Air Painting. Lukisan ini dibuat oleh Nazwir setelah pertemuan di Padang sekitar tahun 2014. Nampaknya lukisan ini di buat dari dalam mobil. Melukis langsung di daerah tower air di kota Medan.

Nasbahry, Nazwir , dan Yazir serta Zulfia Nazar kakak Nazwir yang berikrar untuk mengembangkan plein air painting. Tapi tak kesampaian.

Mungkin karena kesukaran melukis langsung  di lapangan maka dia kemudian mengembangkan  lukisan digital melalui alat tablet dan stylus.

Walaupun saya tak pernah berdiskusi dengan Nazwir  tentang teknik lukis tablet dengan alat stylus ini. Namun saya dapat membaca jalan pikirannya. Bahwa tujuannya tetap melukis dengan cara Wakidi. Dan stylus hanya alat bantu untuk  merekam objek dan content lukisannya. Jadi  logis jika hasil2 lukisan tablet ini di pakai Nazwir  dengan menggabungkan hasil  foto atau foto yang di olah dengan tablet dan hasilnya dia sebut sebagai sketsa. Padahal tablet dengan beragam aplikasi yg diciptakan untuk tujuan menghasilkan karya seni bukan seni murni tapi jenis karya seperti komik, animasi, game bahkan video  dan filem.


Dapat dimengerti bahwa objek2 lukis cara Wakidi itu miskin tema dan objek. Karena kebanyakan hanya sekitar lanskap itu2 saja yang di garap oleh pelukis yang berbeda. Jadi bisa jatuh pada tema yg streotip atau klise.


Lukisan Pemandangan ngarai sianok yang itu2 saja jadi miskin objek

Mungkin itu sebabnya Nazwir kemudian mengalihkannya ke teknik  lukisan tablet dengan stylus dengan tujuan memperkaya objek dan kontent lukisan corak Wakidi yg sudah kehabisan atau miskin  objek yang itu2 saja seperti ngarai sianok  atau ngarai terkurung, air mancur, lembah Harau  dan sebagainya.

Untuk keluar dari masalah ini tidak ada pilihan selain melukis dengan cara Plein Air Painting. Atau pilihan lain seperti memadukan hasil foto dengan sapuan warna dipermukaan tablet dengan stylus. 
Pikiran semacam ini mulai ia kembangkan diperkirakan sejak tahun 2017. Yaitu saat dia memiliki Tablet dan pena Stylus yang harganya cukup mahal.

Akhirnya Nazwir menggabungkan foto dengan sapuan stylus di atas papan tablet. Praktisnya hasil foto yg di olah dengan warna dari tablet. Gunanya untuk menciptakan objek dan tema baru dari lukisan out door-nya.

Melukis di atas Mobil dengan Tablet

Melukis dengan cat minyak memang merepotkan. Disamping cat itu bisa mengotori pakaian. Mempersuapkan untuk praktik melukis juga membutuhkan tempat khusus. Dan tidak bisa di sebarang tempat. Dia juga sering  melukis dari dalam mobilnya. Mungkin untuk alasan kepraktisan karena kesibukan dia sebagai dokter bedah. Kalau di atas mobil cat bida berserakan ke mana-mana. Oleh karena itu pada perkembangan tetakhir dari teknik melukisnya, dia mencoba melukis dengan cara baru yaitu dengan drawing pad. Keterangan tentang alat ini lihat di bawah.

Pengertian Sketchbook

Sketchbook (sebelumnya StudioPaint, Autodesk SketchBook), adalah aplikasi perangkat lunak grafik raster yang ditujukan untuk menggambar ekspresif dan sketsa konsep juga untuk membuat animasi (Jelly Boo, Teatralka).  Perangkat lunak ini pertama kali dikembangkan oleh Alias ​​Systems Corporation sebagai StudioPaint, sebelum diakuisisi oleh Autodesk dan kemudian menjadi perusahaan independen, Sketchbook, Inc. 

Awalnya aplikasi ini dikembangkan sebagai perangkat lunak komersial, ia berkembang menjadi model langganan sebelum akhirnya dibuat gratis untuk penggunaan  pribadi.

Pada tahun 2021, Sketchbook Pro, versi desktop dari aplikasi yang tersedia di Microsoft Windows dan macOS, menjadi perangkat lunak berbayar yang tersedia melalui Microsoft Store dan Mac App Store.

Dapat dilihat bahwa sejak tahun 2017. Nazwir Nazar sudah menggunakan media komputer dalam melukis. Jadi dalam bentu karya2 digital dan tidak lagi dalam bentuk fisik. Namun beberapa hasil lukis digitalnya di pindahkannya ke lukisan cat minyak.

Nampaknya dia suka sekali dengan media ini dan teknik melukisnya sangat berbeda sekali. Untuk mempercepat malahan dia mencoba memotret objek (foto) dan hasil foto itu yg di olahmya sehingga mendekati  hasil seperti yg di capai oleh cat minyak. Seperti lukisan di atas.

Alat yang dipakai Nazwir selain aplikasi Sketchbook adalah drawing pad atau pen tablet yaitu hardware yang digunakan untuk menggambar dengan tangan dan kemudian memasukkan gambar atau sketsa tersebut langsung ke dalam komputer layaknya menggambar manual menggunakan pensil.

Dalam satu set drawing pad terdapat tablet digital dan sebuah kursor yang digerakkan oleh pena digital.


Melukis dengan tablet

Tablet Digital
Tablet memiliki permukaan yang pipih. Digunakan sebagai alas gambar atau pengganti kertas. Terdiri dari perlengkapan elektronik yang mampu mendeteksi gerakan kursor dari pena digital. Hasil gambar tifak terlihat di sini, melainkan di layar komputer.

Pena Digital (Stylus)
Merupakan pengganti pensil saat menggambar secara manual. Nama lain dari pena digital adalah stylus. Nggak memakai tinta, melainkan sudah dalam bentuk elektronik. Saat  menggambar di atas tablet digital, alat tersebut akan menerjemahkannya menjadi sinyal digital. Kemudian langsung dikirim ke komputer. Setiap titik atau gerakan yang dibuat merupakan representasi titik atau gerakan yang terjadi di layar komputer.

Mengunggah Lagu di Youtube

Pada saat pertemuan tahun 2014 di Padang,  dia bilang bahwa dia mengopi unggahan karya ilmiah saya di youtube, yaitu hasil video  tentang bangunan dan ukiran tradisi minangkabau yang di latarbelakangi oleh musik klasik barat yang di sukainya.(lihat di sini)

Karya itu adalah atas kerjasama penelitian dengan museum Adytiawarman Padang tahun 2003 yang diminta oleh kepala UPT. Museum Aditiyawarman Padang kala itu, ibu Dra. Usria Dhavida (almarhum).

Pada saat itu saya baru tahu bahwa dia juga banyak mengunggah lagu2nya di internet untuk keseluruhan upload baik melalui face book maupun langsung ke situs youtube nya.

Lagu2 yamg dinyanyikan oleh Nazwar Nazir terdiri dari dua kelompok yaitu lagu yang dinyanyikan secara single dan kedua yang dinyanyikan secara duet (pasangan) yang umumnya dengan fans dia kaum perempuan. 

Dan uniknya lagi saya dengar2 dia sering di omelin istrinya yang mungkin kurang mengapresiasi talentanya di bidang musik dan melukis. Oleh karena itu dia merekam video lagunya di dalam mobil sepulang praktiknya dari kamar bedah. 

Kemudian jika diperhatikan  rentang waktu uploadnya lagunya dari dalam mobil ke internet. Pertama-tama mungkin sekitar 5 tahun yang lalu atau sekitar 2019  ke youtube dan  terakhir diupload ke youtube14 april 2020. Sampai akhirnya meninggal tgl. 10 februari 2021 di pesatren Covid kota Medan.

Artinya dia beraktifitas dengan musik ini untuk menghibur penonton mulai sekitar tahun 2018/2019. Penulis menduga  jauh sebelum ini juga sudah ada aktifitas main musik ini di rumahnya tapi untuk didengar sendiri. Hal ini diperlihatkan dengan adanya alat2 musik yg hadir di rumahnya. Keseluruhan lagu2nya bisa dilihat di link ini.

LINK VIDEO NAZWIR NAZAR

Beberapa Lagu nazwar nazir
Dan banyak lagu lainnya baik yg disajikan secara single maupun duet dengan penyanyi lannya. Silahkan menikmati pada link video lagu Nazwir Nazar.

Smile oleh Nazwir Nazar

Di antara lukisan2 Nazwir Nazar dengan Tablet dan Stylus


Sketsa Nazwir Nazar dengan media baru yaitu sketch book dg pena stylus

Kincir padi (2017) dia suka merepro lukisan2 lamanya dan lukisan ini adalah repro lukisan cat minyaknya yang dibuat dengan skechbook. 

Untuk karya lukis beliau bisa di lihat pada bagian ke dua tulisan ini.(lagi di susun)


Not You. Alan Walker and Emma Steinbakken

In my life, in my mind
Di dalam hidupku dan benakku
Where I make up stories all the time
Di mana selalu jadi tempatku untuk bersandiwara
And I pretend that I am not someone
Dan berpura-pura menjadi sosok yang berbeda
Left to face the world alone
Sendirian hadapi kerasnya dunia

Lately I'm not the same
Kini, aku tidaklah lagi sama
I've found a stranger calling out my name
Aku telah temukan orang asing yang panggil namaku
Have a feeling you would be so proud
Firasatku kau akan sangat bangga
And he's gon' need me now
Sebab kini dia yang membutuhkanku

[Chorus]
But he's not you
Tapi dia bukanlah dirimu
He's not you
Dia bukan dirimu
He will never be you
Dia tak akan bisa menggantikanmu
















Disukai Pengunjung