Sydney Parkinson, sumber gambar
Sydney Parkinson (1745 - 1771) adalah seorang
Skotlandia Quaker , ilustrator botani dan seniman sejarah alam.
Parkinson dipekerjakan oleh Joseph Banks untuk bepergian dengan James
Cook dalam pelayaran pertamanya ke Pasifik pada 1768. Parkinson membuat hampir
seribu gambar tumbuhan dan hewan yang dikumpulkan oleh Bank dan Daniel Solander
tentang Pelayaran itu. Dia harus bekerja dalam kondisi yang sulit, tinggal dan
bekerja di sebuah pondok kecil yang dikelilingi oleh ratusan spesimen. Di
Tahiti ia diganggu oleh kawanan lalat yang makan cat saat ia bekerja. Dia
meninggal di laut saat perjalanannya ke Cape Town oleh karena penyakit disentri
yang diperolehnya di Pulau Princes di ujung barat Jawa. Bank membayar gaji luar
biasa untuk saudaranya.
Parkinson diperingati dalam nama umum dan ilmiah dari Parkinson Petrel
Procellaria parkinsoni. The great Florilegium karyanya akhirnya diterbitkan
pada tahun 1988 oleh Alecto Historical Editions di 35 volume dan sejak itu
telah didigitalkan oleh Museum Sejarah Alam di London. Pada tahun 1986 ia dihormati pada perangko yang menggambarkan potretnya
yang dikeluarkan oleh Australia Post
Berikut ini adalah beberapa contoh karya artistik
Parkinson:
Sydney Parkinson , Chiefs
house in the island of Savu, near Timor, September 1770 , collectie.tropenmuseum.nl
Gambar ini mendeskripsikan tentang rumah kepala suku
di Pulau Sabu, dekat dengan Pulau Timor, yang termuat dalam “A
Collection of Drawings made in the Countries visited by Captain Cook in his
First Voyage. 1768-1771”. Gambar ini
dibuat pada September 1770 oleh Sydney Parkinson dan saat ini menjadi koleksi
dari British Library.
Keanehan dari gambar ini sudah dibahas sebelumnya oleh James J.
Fox dalam bukunya Harvest of the palm: Ecological change in
eastern Indonesia terbitan Harvard University Press, Cambridge,
Massachusetts, 1977. Ia berpendapat bahwa gambar yang dibuat saat kunjungan Kapal Endeavour ini
memiliki kejanggalan yaitu gambaran seorang lelaki yang sedang memanjat pohon
lontar (borassus sundaicus)di depan sebuah rumah adat orang Sabu. Lelaki
itu membawa wadah timba daun lontar yang dipikul. Cara demikian berbeda dengan
kebiasaan yang seharusnya yaitu digantung pada ikat pinggang sang pemanjat pada
saat naik dan turun pohon. Jika hal dilakukan dalam gambar, maka nira lontar
akan tumpah karena sulit menemukan keseimbangan timba dalam hal menuruni pohon.
Maka bisa dipastikan sang pelukis tidak mendapatkan gambaran utuh bagaimana
proses pengambilan nira yang dilakukan masyarakat setempat.